Selamat Datang di Blog Sharing For Good - Jangan Lupa Follow dan Share Ke Yang Lain. Selamat Membaca?

Pages

Regenerasi Akal

Akal selalu berzikir tentang tuhannya. Akal juga selalu bersujud dan bertafakur, yang tentu lebih dari sekedar bertafakur tentang cinta lawan jenis..

Panggilan Dari Langit

Dia adalah Ego..

Suara Sang Pecipta

Kekasih,di manakah engkau berada? Apakah engkau bertapa ditaman kecil ini...

Foto Pertama Yang Di Unggah Di Internet

Tahukah anda orang yang pertama kali mengupload foto di dunia maya..?

10 Butir Nasihat Hidup Sehat

Be Healthy..! Eat Well, Live Well...

June 28, 2016

Kisah Nabi Sulaiman AS


Nabi Sulaiman AS
Kisah Raja Yang Adil

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh,
Teman-teman, pernah kah kalian mendengar tentang Masjid al-Aqsa? Masjid al-Aqsa itu terletak di Palestina. Dulu bernama Baitul Maqdis, dan merupakan kiblat pertama kaum Muslimin ketika shalat, kemudian Allah perintahkan agar kaum Muslimin menjadikan Ka’bah sebagai kiblat. Jika kalian pernah membaca kisah Isra’ dan Mi’raj Nabi kita Muhammad ï·º, maka Masjid Al-Aqsa itu adalah tempat beliau singgah ketika isra dan shalat disana mengimami para nabi dan rasul.

Selain itu Masjid al-Aqsa ini juga merupakan salah satu dari tiga masjid yang disebutkan oleh Rasulullah, dimana orang yang shalat di dalamnya keutamaannya seratus kali lipat dibandingkan dengan shalat di tempat lain

Nah, Baitul Maqdis ini adalah masjid yang pembangunannya disempurnakan oleh Nabi Sulaiman . Kalian ingin tahu bagaimana kisahnya…? Yuuk… kita baca bersama-sama..!

Pada waktu yang lalu kita telah membaca kisah Nabi Daud , seorang nabi yang Allah anugerahkan kekuatan sekaligus kekuasaan. Setelah Nabi Daud wafat, maka beliau digantikan oleh anaknya, yang juga dimuliakan Allah sebagai salah satu dari nabi-Nya, yakni Nabi Sulaiman .

Sejak kecik, Nabi Sulaiman tumbuh sebagai seorang yang cerdik. Kepadanya Allah menganugerahkan ilmu dan hikmah yang menjadikannya seorang yang adil dalam memutuskan perkara.
Beberapa kisah kecerdikan Nabi Sulaiman dikisahkan sebagai berikut:

Perselisihan memperebutkan anak oleh dua orang wanita.
Kisah ini terjadi pada zaman Nabi Daud. Ada dua orang wanita yang masing-masing mempunyai seorang anak. Lalu serigala pun datang dan mncuri anak dari salah seorang wanita itu. Lalu kedua wanita itu pun berselisih. Maka salah seorang dari kedua wanita itu berkata kepada yang lainnya, “Serigala itu mencuri anakmu.”
Wanita yang lain menjawab, “Anakmulah yang dicuri oleh serigala itu.”
Lalu keduanya pun mengadukan perkara itu kepada Nabi Daud untuk mendapatkan keadilan.

Maka Nabi Daud memutuskan bahwa anak tersebut adalah milik wanita yang lebih tua.
Ketika kedua wanita itu menyampaikan perkara mereka kepada Nabi Sulaiman, maka Nabi Sulaiman pun berkata kepada orang-orang di sekitarnya,
“Ambilkan untukku pisau. Aku akan membelahnya untuk mereka.”
Nabi Sulaiman berpura-pura hendak membelah anak itu agar setiap wanita mendapat separuh bagian dari anak itu, karena hanya dengan cara seperti itulah diketahui siapa ibu dari anak itu yang sebenarnya.

Maka berkatalah wanita yang lebih muda, “Semoga Allah merahmatimu. Anak ini adalah anaknya.”
Seorang ibu memiliki naluri dan ikatan kasih sayang yang kuat kepada anaknya, dan pasti tidak ingin menyaksikan anaknya mati, oleh karena itu wanita tersebut rela menyerahkan anaknya kepada wanita yang lebih tua.

Mendengar jawaban tersebut lalu Nabi Sulaiman menyerahkan anak itu kepada wanita muda tadi. Demikianlah, Nabi Sulaiman menggunakan cara berpura-pura dengan sedikit tipu daya, agar diketahui siapa yang bersedih jika anak itu dibelah maka dialah ibu yang sebenarnya. Inilah hokum yang sangat adil bagi keduanya.

Sengeketa antara Pemilik Kebun dengan Pemilik Kambing
Dikisahkan bahwa di antara suatu kaum ada beberapa orang yang mempunyai kebun anggur, lalu anggurnya itu dirusak oleh kmbing orang lain. Kambing-kambing itu digembalakan malam hari hingga akhirnya memakan tanamannya secara keseluruhan. Kemdian mereka mengadu kepada Nabi Daud, maka beliau memutuskan agar pemilik kambing-kambing itu membayar ganti rugi senilai tanaman yang dimakan tersebut.

Setelah itu mereka datang kepada Sulaiman, maka ia pun bertanya, “Apa keputusan Nabi Allah yang ditetapikan bagi kalian?”
Mereka pun menjawab sebagaimana keputusan Nabi Daud.
Lalu Sulaiman berkata,
“Jika aku yang memutuskan, maka aku akan mentapkan aar pemilik kambing itu menyerahkan kambing kepada pemilik pohon anggur tersebut untuk kemudian dimanfaatkan dan menghasilkan keuntungan, dan selanjutnya para pemilik pohon anggur itu memperbaiki pohon-pohon anggur yang dimakan kambingnya dan mengembalikan kepada pemiliknya seperti sedia kala. Dan setelah itu baru kambing-kambingnya diserahkan kepadanya kembali.”

Lalu Daud mendengar hal tersebut, kemudian menetapkan hukumannya.
Allah pun memuji keduanya dalam firman-Nya yang artinya:
“Dan (ingatlah kisah) Daud dan Sulaiman, di waktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah Kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu, maka Kami telah memberikan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat); dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih bersama Daud. Dan kamilah yang melakukannya” (QS Al-Anbiyaa [21] : 78-79)

Kisah Wanita yang Dituduh Berbuat Mesum dengan Anjing
Dikisahkan terdapat seorang wanita cantik di kalangan Bani Israil. Dia dirayu oleh empat orang pemuka di kalangan mereka untuk berbuat mesum, akan tetapi mereka ditolak oleh wanita itu. Lalu keempat orang itu bersepakat untuk membuat saksi palsu atas wanita itu. Mereka bersaksi di hadapan Daud bahwa wanita itu telah berbuat mesum dengan anjingnya. Nabi Daud pun memerintahkan agar wanita itu dihukum rajam.

Sore hari itu, Sulaiman duduk dikelilingi pembantunya dan mendramakan kejadiannya. Dia duduk sebagai hakim, lalu empat orang pembantunya berpakaian seperti empat orang laki-laki yang menuduh wanita itu, dan seorang lagi dengan pakaian wanita. Empat orang itu bersaksi bahwa wanita tersebut telah berbuat mesum dengan anjing.

Sulaiman berkata, “Pisahkan mereka!”
Belaiu kemudian bertanya kepada laki-laki yang pertama, “Apa warna angjing itu?” Dia menjawab, “Hitam.” Maka dia dipinggirkan
Sulaiman memanggil orang kedua dan menanyakan kepadanya warna anjing itu, dan dia menjawab, “Merah.” Yang ketiga mengatakan, “Kelabu.” Dan yang keempat mengatakan. “Putih.”

Pada saat itu Sulaiman memerintahkan agar mereka dibunuh.
Hal ini diceritakan kepada Nabi Daud. Beliau langsung memanggil enpat orang yang bersaksi atas wanita tersebut dan bertanya kepada mereka secara terpisah mengenai warna anjing itu. Jawaban mereka bereda-beda, maka Nabi Daud  memerintahkan untuk memnbunuh mereka.
Dengan demikian selamatlah wanita itu dari perbuatan zalim keempat orang tersebut.

Kekuasaan Nabi Sulaiman 

Nabi Sulaiman memiliki kerajaan dan kekuasaan yang sangat besar, yang meliputi manusia, jin dan hewan. Beliau berdoa kepada Allah agar memberikan kepadanya kerajaan dan kekuasaan yang sangat besar dan tidak ada lagi yang semisalnya setelah wafatnya Nabi Sulaiman. Dan Allah pun mengabulkannya. Allah juga menganugerahkan kepada beliau pengetahuan mengenai bahasa binantang.

Dikisahkan pada suatu hari Nabi Sulaiman menunggangi kudanya bersama dengan bala tentaranya dari kalangan jin, manusia maupun burung. Jin dan manusia berjalan bersamanya, sedangkan pasukan burung-burung terbang di atasnya seraya menaunginya dari terik matahari, begitu pula pasukannya yang lain. Sehingga pasukan beliau berbaris dengan teratur.

Allah mengisahkan perjalanan itu, ketika mereka sampai di sebuah lembah semut, berkat ada seekor semut yang berkata:
“Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari"; (QS An-Naml : 18-19)
Mendengar itu Nabi Sulaiman pun tersenyum dan tertawa, lalu beliau pun berdoa:
“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri ni'mat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai. dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh"..” (QS An-Naml : 19)

HALAMAN SELANJUTNYA :

Kisah Nabi Daud AS

Nabi Daud AS


Assalamu’alaikum teman-teman.
Kali ini, kita akan membaca kisah mengenai Nabi Daud alahis salam. Beliau adalah seorang raja yang kuat lagi bijaksana.
 

Dikisahkan bahwa Bani Israil diseraang oleh musuh mereka yang dipimpin oleh raja Jalut. Mereka diserang, diambil hartanya, dikeluarkan dari tanah mereka. Lalu para pemuka bani israil meminta kepada Nabi mereka saat itu, agar menunjuk seorang raja bagi mereka untuk melawan Jalut dan  bala tentaranya. Lalu Nabi mereka berkata, 
 “Mungkin sekali jika kalian nanti diwajibkan berperang, kalian tidak akan berperang.” Mereka pun menjawab:
”Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah diusir dari kampung halaman kami dan dari anak-anak kami.”


Begitulah, maka dengan petunjuk Allah, Nabi mereka menunjuk Thalut sebagai raja. Allah tidak menyebutkan nama Nabi tersebut di dalam Al-Qur’an.

Dikisahkan bahwa Allah mewahyukan kepada beliau , bahwa barangsiapa yang tingginya melebihi tongkat Nabi tersebut, maka dia yang akan menjadi raja. Dan ternyata diantara Bani Israil, Thalut lah yang tingginya mencapai tinggi tongkat itu.
 

Dan Allah mengisahkan dalam Al-Qur’an, yang artinya:
”Dan Nabi mereka mengatakan kepada meraka, ”Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi Raja kalian.” Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak?"
Nabi (mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (QS Al-Baqarah
[2] : 247)
 

Maka ketika Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata:
“Sesungguhnya Allah akan menguji kalian dengan sebuah sungai. Maka siapa diantara kalian meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa yang tidak meminumnya kecuali menciduk seciduk tangan, maka ia adalah pengikutku.”
 

Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang diantara mereka. Maka ketika Thalut dan orang-orang beriman yang bersamanya telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum itu berkata:
“Tidak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.”
Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata:

 "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."

Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdo'a: "Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir." (QS Al-Baqarah [2] : 247-250)
 

Thalut dan tentaranya memohon pertolongan kepada Allah agar diberikan kesabaran atas diri mereka, sehingga hati mereka merasa tentram dan tidak goyah lagi dan agar dikokohkan pendirian mereka dalam menghadapi musuh-musuh mereka, yakni Jalut dan tentaranya.
Mereka juga memohon pertolongan kepada Allah agar diberikan kemenangan dalam menghadapi orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah. Dan Allah mengabulkan permohonan mereka.
 

Dikisahkan bahwa sebelum itu Thalut telah mengumumkan kepada Bani Israil,
“Barangsiapa yang berhasil membunuh Jalut, maka aku akan menikahkan dengan puteriku dan akan aku libatkan dalam pemerintahanku.”
Nabi Daud ikut dalam rombongan tentara Thalut. Beliau adalah ahli lempar melempar dengan ketapel. Ketika beliau tengah berjalan bersama Bani Israil, tiba-tiba ada batu yang berseru, “Bawalah aku, karena denganku kamu akan dapat membunuh Jalut. ” Maka Daud pun mengambil batu itu dan juga batu lainnya, sehingga beliau mengantongi tiga buah batu.
 

Demikianlah, Allah mengajarkan kepada Nabi Daud agar menjadi seorang penguasa yang adil, dan beliau memiliki kedudukan yang dekat di sisi Allah .
 

Nabi Daud meninggal pada usia 100 tahun. Ketika itu matahari bersinar sangat terik, sehingga orang-orang yang mengiringi jenazah Nabi Daud meminta kepada putera beliau, Sulaiman , untuk memberikan perlindungan bagi mereka dari terik sinar matahari.
 

Nabi Sulaiman pun memanggil burung-burung dan memerintahkan mereka untuk menaungi orang-orang itu dari terik matahari, hingga naungan itu menjadikan bumi menjadi gelap. Kemudian orang-orang itu beseru kepada Sulaiman karena takut pada awan. Maka Nabi Sulaiman pun menyuruh burung-burung itu untuk menaungi orangorang dari terik matahari saja dan tetap menyisakan ruang untuk angin.
Lalu burung-burung itu pun mengerjakannya, sehingga orang-orang yang mengiringi jenazah Nabi Daud mendapatkan naungan dan tetap mendapatkan hembusan angin. Wallahu a’lam.
 

Nah teman-teman, demikianlah kisah Nabi Daud . Insya Allah pada kesempatan lain, kita akan membaca kisah dari putera beliau, seorang Raja yang sangat besar kekuasaannya dan juga seorang nabi, yaitu Nabi Sulaiman .

HALAMAN SELANJUTNYA :

Baca Juga..?